Selasa, 09 Juni 2015

LOAD BREAK SWITCH (LBS)

LOAD BREAK SWITCH (LBS)

TUGAS
Instalasi Tegangan Menengah
LOAD BREAK SWITCH
(LBS)






Disusun oleh :

Nama              : AnnisaWigati
                                               Kelas               : LT-3D
NIM                : 3.39.11.0.02


Dosen Pembimbing:
Bpk.Yusnan Badruzzaman


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2013

Load Break Switch
Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. Swich pemutus beban juga merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6 dalam sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-insulated dan sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang membuat proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah. Sistem pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali (user-friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring dan pengendalian jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan Remote Terminal Unit (RTU).

Pada umumnya versi-versi peralatan terdiri dari :

• Pole Top Load Break Switch
• Pole Top Control Cubicle
• Control & Protection Module

Dokumen-dokumen yang terkait antara lain :

• Window Switchgear Operating Sistem (WSOS)
• Tes and Training Set (TTS)
• Database Access Protocol (DAP)
• Specific Telemetry Protocol Implementations
• Panel Kontrol Jarak Jauh
• Workshop Field dan Test Procedures
• Prosedur Penggantian CAPM

Versi-Versi Peralatan mencakup Contact Close dari penerimaan perintah tutup <1.2 sec dan Contact Open sejak diterimanya perintah buka <1.2 sec. Tegangan Line Maksimum pada Swicthgear Ratings antara 12
atau 24kV dengan arus kontinyu 630 A RMS. Media Isolasi Gas SF6 dengan tekanan operasional gas SF6 pada suhu 20 C adalah 200kPa Gauge. Pengoperasian secara manual dapat dilakukan secara independent oleh operator. Tekanan untuk mengoperasikan tuas Max 20 kg. Switch pemutus beban dilengkapi dengan bushing boots elastomeric untuk ruang terbuka. Boots tersebut dapat menampung kabel berisolasi dengan ukuran diameter antara 16 – 32 mm dan akan menghasilkan sistem yang terisolir penuh. Kabel pre-cut yang telah diberi terminal dapat digunakan langsung untuk bushing switch Pemutus Beban dan telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan peralatan tersebut. Namun demikian, untuk kabel, dapat menggunakan yang telah disediakan oleh peralatan tersebut sepanjang masih memenuhi spesifikasi yang ditentukan.


LBS dengan Gas SF6
Konstruksi dan Operasi Load Break Switch dan Sectionaliser diuraikan sebagai berikut. Load Break Swicth menggunakan puffer interrupter di dalam sebuah tangki baja anti karat yang dilas penuh yang diisi dengan gas SF6. Interrupter tersebut diletakkan secara berkelompok dan digerakkan oleh mekanisme pegas. Ini dioperasikan baik secara manual maupun dengan sebuah motor DC dalam kompartemen motor di bawah tangki. Listrik motor berasal dari batere-batere 24V dalam ruang kontrol. Transformer-transformer arus dipasang di dalam tangki dan dihubungkan ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan indikasi gangguan dan line measurement. Terdapat bushing-bushing epoksi dengan transformer tegangan kapasitif, ini terhubung ke elemen-elemen elektronik untuk memberikan line sensing dan pengukuran. Elemen-elemen elektronik kontrol terletak dalam ruang kontrol memiliki standar yang sama yang digunakan untuk mengoperasikan swicthgear intelijen, yang dihubungkan ke swicthgear dengan kabel kontrol yang dimasukkan ke Swicth Cable Entry Module (SCEM) yang terletak di dalam kompartemen motor.
Menggunakan Konstruksi TM-19.
Konstruksi TM-19 merupakan tiang khusus yang dipasang LBS (Load Break Switch) pada bagian puncaknya. Mempunyai double traves. Isolator yang digunakan jenis suspension.


Koordinasi Load break switch ,SSO,PBO apabila terjadi gangguan
1. Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB) adalah :
a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama.
b. Dapat membuka otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih.
c. Harus dapat memutus dengan cepat bila terjadi hubung singkat.
d. Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak membuka.
e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu.
f. Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus pemuatan (Charging Current)
g. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.
PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada Gardu Induk, pada kabel masuk ke busbar tegangan menengah (Incoming Cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (Outgoing Cubicle) yang menuju penyulang keluar dari Gardu Induk (Yang menjadi kewenangan operator tegangan menengah adalah sisi Incoming Cubicle). Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT dibedakan atas :
- PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker)
- PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
- PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker)
Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT dan mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest posisi apabila ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun gangguan).
Di wilayah kerja PT. PLN (Persero) UPJ Wiradesa sendiri terdapat 4 feeder beserta PMT Feeder yang aktif. Adapun masing-masing Feeder tersebut beserta PMT feeder yang aktif meliputi :
- PKN 3
- PKN 5
- PKN 8
- PKN 12
2. Disconector (DS) / Saklar Pemisah
Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik.
Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan, biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada, DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.

3. Air Break Switch (ABSw)
Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan . Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka / memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw. Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.

Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :
a. Penambahan beban pada lokasi jaringan
b. Pengurangan beban pada lokasi jaringan
c. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan.

ABSW terdiri dari :
1. Stang ABSW
2. Cross Arm Besi
3. Isolator Tumpu
4. Pisau Kontak
5. Kawat Pentanahan
6. Peredam Busur Api
7. Pita Logam Fleksibel
4. Load Break Switch (LBS)

5. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )
Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir daerah yang terganggu
Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming), yaitu operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay)
Menurut fasanya recloser dibedakan atas :
a. Recloser 1 fasa
b. Recloser 3 fasa
Menurut sensor yang digunakan, recloser dibedakan atas :
a. Recloser dengan sensor tegangan (dengan menggunakan trafo tegangan) digunakan di jawa timur
b. Recloser dengan sensor arus (dengan menggunakan trafo arus) digunakan di jawa tengah

Pemasangan AVS saat ada hubung singkat

Cara Kerja :
Titik B kita anggap terjadi gangguan, sehingga PMT trip dan seksi A, seksi B, seksi C, seksi D tidak bertegangan. AVS 1, AVS 2, AVS 3 akan membuka setelah selang waktu t-3 = 0,5 detik. PBO – 1 bekerja dan setelah mencapai waktu 60 detik, PMT Penyulang  masuk kembali (Reclose 1), kemudian selang waktu t-1 = 10 detik setelah AVS 1 merasakan tegangan maka AVS 1 akan menutup. Karena di seksi B masih ada gangguan maka PMT Penyulang trip lagi. AVS 1 & AVS 2 langsung mengunci karena waktu merasakan tegangan cepat sekali (lebih kecil dari waktu t-2 = 5 detik). PBO – 2 bekerja dan setelah mencapai waktu 180 detik ,  PMT Penyulang masuk kembali (Reclose 2) dan seksi A bertegangan. Seksi B, seksi C dan seksi D tidak bertegangan / padam. Aliran daya dari Penyulang hanya pada seksi A saja.

Selain dipasang AVS yang dioperasikan secara otomatis  juga banyak digunakan LBS yang dioperasikan secara manual dan mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemutus yang dapat   melokalisir seksi jaringan yang terganggu sehingga tidak mempengaruhi seksi  jaringan yang lain.
           


DAFTAR PUSTAKA


hsource://injitilmu.blogspot.com/

Panel Listrik Dan Switch Gear

panel listrik dan switch gear

Jenis – jenis panel listrik dan switch gear
Switchgear

 panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
Pada pelaksanaannya banyak pelaku dilapangan menggunakan istilah yang berbeda-beda, kadang ada yang menyebut Distribution BoardSwitchgearMCCPanel dan sebagainya.
BAGIAN – BAGIAN SWITCHGEAR
Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan‑peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan kontrol,Disebut cubcle karena peralatan‑peralatan tersebut dikemas plat blok berbentuk almari denga pintu di badian depan yang bisa di buka dan di tutup menurut standar Operasi yang diminta,Cubicle 20 kV atau Swichgear 20 kV ini berisi peralatan‑peralatan :
·    Bus bar
·    Circuit  Breaker
·    Load Break Switch (. LBS )
·    Disconnecting Switch ( DS ) atau Switch ( S )
·    Earthing Switch ( ES )
·    Current Transformer  (Trafo Arus ), ( CT )
·    Potential Transformer ( Trafo Tegangan ), ( PT' )
·    Peralatan Ukur ( Volt meter, ampere meter, dsb )
·    Rele proteksi
·    Interlocking (  kontrol )

Dikatakan cubicle 20 KV atau Switchgear 20 kV, karena peralatan‑peralatan tersebut bekerja pada tegangan nominal fasa‑fasa 20 kV, vang termasuk kategori tegangan menengah ( > I KV hingga 35 kV )
        Setelah melalui gardu induk PLN ,tegangan 20 KV tersebut memasuki Switch Gear Panel .dimana didalam 20 KV Switch Gear Panel terdiri dari 3 macam bagian yaitu:

1.      Incoming Switch Gear.
2.      Matering Panel.
3.      Load Break Switch
1.      Incoming Switch Gear.
Didalam Incoming Switch Gear terdapat bagian –bagian tertentu yaitu:
v   GCB (Gas Circuit Breker).
Adalah breker utama yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus power supply yang masuk dari PLN .GCB menggunakan media isolasi SF6,dimana sf6 adalah sebagai “media isolasi yang berfungsi untuk meredam bunga api”yang terjadi pada saat Switching dan SF6 ini merupakan gas yang tidak berbau dan tidak mudah terbakar.
v   ACB (Air Citcuit Breker).
Fungsi ACB  ini merupakan saklar utama yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung power supply yang masuk dari PLN .
Akan tetapi pada ACB ini menggunakan media isolasi dengan udara yang berfungsi meredam bunga api.
v   Incoming Available Light.
Adalah lampu indikasi yang akan menyala jika ada power dari PLN (bertegangan).
v   DC Control Source Light.
Adalah sebuah lampu indikator yang berfungsi sebagai indikator power supply DC untuk control MDP.

v   CB On Light.
Adalah lampu indikator yang menunjukan breker dalam posisi On.
v   CB Off Light.
Adalah lampu indikator yang menunjukan breker dalam posisi Off.
v   CB Trip Light.
Adalah lampu indikator yang menunjukan breker dalam posisi Trip atau terdapat gangguan.
v   CB Spring Changed Light.
Adalah lampu indikator untuk mengetahui Pompa Circuit Breker telah bekerja.
v   Emergency Stop Button.
Adalah sakelar tekan untuk memutuskan hubungan power supply apabila dalam keadaan Emergency / Darurat.
v   Alarm Reset Button.
Adalah sakelar tekan untuk mereset alarm.
2. Matering Panel
Didalam metering panel terdapat bagian-bagian yaitu:
v   Ampere Meter(R-Y-B).
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir melalui fasa (R-Y-B)
v   Power Factor Meter.
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur factor daya (cos j) dari PLN..
v   KWh Meter.
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang digunakan oleh PT.ETERIDO NUSA GRAHA (ENG).
v   Frequensi Meter.
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi tegangan dari PLN.
v   Watt Meter.
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya yang disupply dari PLN.


v   Alarm Stop Button.
Adalah tombol tekan yang digunakan untuk mematikan alarm saat terjadi gangguan.
v   Reset Button.
Adalah tombol tekan yang digunakan untuk mengembalikan posisi kontak-kontak sakelar otomatis dalam kondisi normal.
v   Buzzer.
Adalah pengubah gelombang – gelombang listrik menjadi getaran suara yang digunakan sebagai alarm (peringatan).
v   Earth Fault Relay.
Adalah sakelar otomatis yang akan trip jika adanya arus bocor ketanah.
v   Over Current Relay.
Adalah sakelar circuit breker yang akan trip jika kelebihan arus.
v   Current Test Terminal (CTT).
Adalah terminal yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya arus listrik di Matering Panel.
v   Volt Test Terminal (VTT).
Adalah terminal yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya tegangan  listrik di Matering Panel.
3. Load Breker Switch Panel.
        Didalam panel terdapat LBS (Load Breker Switch) yang digunakan sebagai pengaman LBS yang terpasang ini mempunyai kemampuan menahan arus sampai sebesar 400A dan LBS ini mempunyai 3 lampu tanda yaitu:

v   LBS On Light.
Adalah lampu indikator yang menunjukan bahwa LBS dalam posisi On.
v   LBS Off Light.
 Adalah lampu indikator yang menunjukan bahwa LBS dalam posisi Off.
v   LBS Trip Light.
Adalah lampu indikator yang menunjukan bahwa LBS dalam posisi Trip.

Setelah melewati 20 KV Switch Gear Panel power supply yang bertegangan 20 KV tersebut dihubungkan dengan sisi primer atau sisi tegangan tinggi Transformator.
Transformator tersebut menurunkan tegangan (Step Down Transformer) dan mempunyai kapasitas sebesar 4000 KVA,3 Fasa , 50 Hertz ,
Macam – macam panel listrik
1.      panel tenaga .
panel ini digunakan untuk membagi tenaga atau daya listrik.
2.      panel control ( pengendali ).
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin maupun alat kontrolnya. Dalam praktek penggunaan alat kontrol disesuaikan kebutuhannya contohnya:
1. Pengontrolan permulaan jalan (start)
2. Pengontrolan berhenti (Stop)
3. Pengontrolan membalik arah putaran (Forward Reverse)
4.Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)

Fungsi dan karakteristik Komponen pada panel kontrol listrik
1.       Saklar magnet / Magnetic  Contactor
Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian listrik(saklar) yang  bekerja atas dasar magnet lstrik.  Kontaktor itu ada dua jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dengan arus bolak-balik. Kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang kontaktor arus bolak-balik  inti magnet dipasang kumparan hubung singkat.
Kontaktor dibedakan menjadi 2 (dua) bagian:

a)      Kontaktor utama
b)      Kontaktor bantu

2.      Pengaman motor ( Over Load )
Over Load/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga keamanan beban terjagaAdapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yang masing-masing mempunyai koefisien muai yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang lainya tidak mudah memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan ke posisi semula yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi. Perhatikan gambar berikut:

3.      MCB/miniatur circuit breaker
MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuanya. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang  untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan. Pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung.


4.      Time Delay relay (TDR)
Relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatus/sistel menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.Relai ini dapat digunakan untuk instalasi otomatis seperti:
1.Mengubah hubungan bintang segitiga secara otomatis pada motor
2.Mengubah arah putaran motor secara otomatis
3.Mengubah kecepatan putaran motor secara otomatis dan sebagainya.

cara kerja
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3–1 dan 6–8 terbuka sedangkan titik 4–1 dan titik 5-8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi: titik 3–1 dan  6-8 menutup dan titik 4–1 dan 5–8 membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali ke semula. Coba perhatikan gambar konstruksi dari soket/kedudukan TDR dan TDR dibawah ini:


5.      Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan  ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaannya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal
 
source : http://tekniksetrum.blogspot.com/